Jenis-jenis peairan yang ada di muka bumi meliputi sungai, danau, rawa
dan laut. Pembahasan kali ini hanya pada perairan sungai, danau, dan
rawa saja yang berkaitannya dengan daerah aliran sungai (DAS).
1. Sungai
Sungai adalah bagian muara air yang lebih rendah dibandingkan daerah
sekitarnya, miring berupa alur tempat air tawar mengalir baik ke laut
menuju ke sungai induk atau ke laut.
Tipe sungai berdasarkan sumbernya
> sungai hujan adalah sungai yang sumber mata airnya berasal dari air
hujan
> sungai gletser adalah sungai yang airnya berasal dari salju yang
mencair
> sungai campuran adalah sungai yang sumber airnya berasal dari air
hujan dan salju
yang mencair
Tipe sungai berdasarkan keadaan airnya
> sungai permanen yaitu sungai yang airnya sepanjang tahun relatif
tetap besar airnya
> sungai periodik yaitu sungai yang pada musim hujan airnya banyak,
sedangkan pada
musim kemarau airnya kecil.
> sungai episodik yaitu sungai yang airnya kering pada musim kemarau,
sedangkan
airnya menjadi banyak pada musim penghujan.
Tipe sungai berdasarkan arah aliranya
> sungai konsekuen yaitu sungai yang arah aliranya sesuai dengan
kemiringan lereng
atau daerah yang di laluinya
> sungai subsekuen yaitu sungai yang aliranya tegak lurus dengan
sungaui konsekuen
dan bermuaara pada sungai konsekuen.
> sungai obsekuen yaitu sungai yang mengalirnya berlawnan dengan arah
kemiringan
lapisan batuan daerah tersebut ( berlawanan arah dengan sungai
konsekuen ) dan
bermuara atau merupakan anak dari sungai subsekuen.
> sungai resekuen adalah sungai yang mengalirmengikuti arah
kemiringan lapisan
batuan dan bermuara di sungai subsekuen
> sungai insekuen yaitu sungai yang terjadi tanpa ditentukan oleh
sebab-sebab yang
nyata. Sungai ini mengalir tidak mengikuti perlapisan batuan
atau dip. Sungai ini
mengalir dengan arah tidak tertentu sehingga terjadi pola
aliran dendritis.
Tipe sungai berdasarkan struktur lapisan batuan (sruktur geologi) yang
di laluinya
• Sungai anteseden adalah sungai yang tetap mempertahankan arahnya
walaupun ada struktur geologi yang melintang. Hal ini disebabkan
kekuatan erosinya lebih cepat di bandingkan dengan kecepatan
pengangkatnya.
• Sungai epigenesa adala sungai yang terus-menerus mengikis batuan yang
dilaluinya sehingga mencapai batuan asli dan batuan induknya. Terjadinya
sungai epirogenesa diawali dari penurunan sehingga tejadi sedimentasi.
Pengikisan dapat menghasilkan canyon.
Tipe sungai berdasarkan pola aliran sungai
Pola aliran radial atau menjari terbagi menjadi dua
Radial sentrifugal adalah pola aliran yang meninggalkan pusat seperti
pada kerucut gunung berapi atau dome yang baru mencapai stadium muda dan
pola alirannya menuruni lereng-lereng pegunungan.
Radial sentripetal adalah pola aliran yang menuju ke pusat, misalnya
pada suatu kawah atau crater, dome, dan suatu kaldera dari gunung merapi
atau depresi lainnya, yang pola alirannya menuju ke pusat depresi
tersebut.
Paralel adalah pola aliran yang terdapat pada suatu daerh yang luas
dan miring sekali, sehingga gradien dari sungai itu besar dan sungainya
dapat mengambil jalan ke tempat yang terendah dengan arah yang kurang
lebih lurus. Pola ini misalnya dapat terbentuk pada suatu coastal plain
(daratan pantai) yang masih muda yang lereng aslinya miring sekali ke
arah laut.
Rektangular adalah pola aliran yang membentuk sudut siku-siku atau
mendekati siku-siku. Pola ini terdapat pada daerah yang mempunyai
struktur patahan, baik berupa patahan yang sesungguhnya atau hanya
joint (retakan). Pola ini merupakan pola aliran siku-siku.
Anular adalah pola aliran yang ada mulanya radial sentrifugal,
kemudian timbil sungai subsekuen yang sejajar dengan sungai obsekuen dan
resekuen. Pola ini terdapat pada dome stadium dewasa.
Trellis adalah pola aliran yang berbentk menyirip daun atau terdapat
pada daerah pegunungan lipatan.
Dendritik adalah pola aliran yang tidak teratur, mirip cabang atau
akar tanaman, terdapat pada daerah daratan, daerah pantai, dan daerah
plato.
Meander adalah bentuk aliran yang berkelak-kelok
. kenampakan ini sering terdapat pada aliran sungai di daerah daratan
rendah. Terbentuknya meander karena adanya reaksidari aliran sungai
terhadap batu-batuan yang relatif homogen dan kurang resisten terhadap
erosi. Pada lengkungan meander masing-masing mendapat dua sisi. Bagian
sisi dalam dari lengkung meander selalu mendapatkan sedimentasisehingga
menyebabkan aliran tersebut berpindah ke sisi luar disebut undercut.
Aliran air mengalir lebih cepat pada sisi luar lengkung dibadingkan arus
pada sisi dalam. Proses seperti ini berlangsung terus-menerus sampai
pada suatu saat meander mngkin berbentuk setengah lingkaran atau bahkan
hampir melingkar penuh, batas daratan yang sempit yang memisahkan
tikungan yang satu ke tikungan yang lainnya akhirnya terpotong oleh
saluran yang baru dan terbentuklah danau tapal kuda atau danau mati
(oxbow lake).
Sungai mrmpunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia,
misalnya sebagai berikut:
o Di beberapa kota sungai dijadikan sebagai sumber kebutuhan air bagi
masyarakat melalui proses pengolahan terlebih dahulu.
o Sungai banyak mengandung bahan-bahan bangunan seperti pasir, batu
kali, dan kerikil.
o Sungai dapat memberikan mata pancaharian penduduk seperti pengambilan
pasir, batu-batu, pencairan biji emas, intan, timah aluvial, dan
perikanan.
o Air terjun sungai dapat digunakan sebagai sumber tenaga arus listrik.
o Sungai dapat di gunakan untuk kepentinga peraiaran, misalnya dengan
dibuat irigasi tehnis dan waduk.
o Untuk menambah kesuburan tanah karna sungai banyak mengandung mineral
yang banyak dibutuhkan suatu tanaman.
o Hasil pengendapi sungai dapat menghasilkan daratan aluvialyang subur.
o Sungai mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan suatu industri
yang banyak memerlukan air, misalnya industri bata, genting, dan
lain-lain.
o Di pulau kalimantan, sungai di manfaatkan untuk lalu lintas air.
2. Danau
Danau ialah suatu kumpulan air dalam suatu basin atau lengkungan
tertentu. Danau mendapatkan air dari curah hujan, sungai-sungai, mata
air, dan air tanah. Sumber air tersebut bersama-sama dapat mengisi dan
memberikan suplai air pada danau. Dalam hal demikian biasanya danau itu
bersifat permanen, artinya tetap berair sepanjang tahun. Sebaliknya bila
sumber air pengisi danau itu hanya salah satu unsur saja misalnya dari
curah hujan, maka danau itu umumnya bersifat temporer atau
periodik.atinya danau tersebut dalam waktu-waktu tertentu kering.
Pengertian danau kadang-kadang ada kerancuan dengan pengertian rawa.
Ciri-ciri danau sebagai berikut:
1) Airnya cukup dalam dan sudah terdapat strata temperatur air akibat
kedalaman.
2) Vegetasi berdaun yabg mengapung tidak menutupi sebagian besar
permukaan air, seringkali hanya bagian tepi saja.
3) Ada fenomena berupa gelombang.
A) Berdasarkan jenis airnya, danau dapat dibedakan menjai dua.
1) Danau air asin
Pada umumnya danau air asin terdapat di daerah semiarid dan arid. Dimana
penguapan yang terjadi sangat kuatdan tidak memiliki aliran pengeluaran
atau outlet. Kalau danau semacam ini menjadi kering, maka tinggalah
lapisan lapisan garam di dasar danau tersebut. Danau-danau yang bersifat
temporer banyak terdapat di daerah aridyang mempunyai kadar garam
tinggi. Contoh-contoh danau dengan kadar garam yang tinggi adalah Great
Salt Lake, kadar kadar garamnya sebesar 18,6%, dan danau merah (dekat
laut asin), kadar garamnya 32%.
2) Danau air tawar
Danau air tawar terutama terdapat di daerah humit (basah) di mana curah
hujan tinggi. Pada umumnya, danau ini mendapatkan air dari curah hujan
dan selalu mengalirkan airnya kembali ke laut. Jadi danau ii merupakan
danau terbuka. Contohnya danau air tawar dari air hujan adalah
danau-danau di Indonesia. Contoh danau dari air hujan atau salju adalah
danau-danau Kanada.
2) Berdasarkan terjadinya, danau dapat di bagi sebagai berikut.
Danau diastropisme atau tektonik
Danau tektonik terjadi karena retakan, lipatan, gerak dislokasi
(perpindahan lokasi) di permukaan bum yang menimbulkan bentuk-bentuk
patahan, slenk, dan lain-lain. Slenk yang diapit oleh horst di
sekitarnya dapat membentuk danau bila mendapat air dalam jumlah yang
cukup (air hujan, sungai, mata air). Gempa bumi terkadang juga
menyebabkan perpindahan atau perubahan bentuk muka bumi yang
menghasilkan depresi yang kemudian terisi oleh air. Contoh danau
tektonik adalah danau toba, maninjau, singkarak, tempe, towuti, poso,
dan tondano. Sedangkan di luar negeri ada danau kaldera, danau
tanganyika di afrika timur serta great basin di amerika serikat.
Danau glasial
Danau ini terbentuk karena erosi dan pengendapan. Proses erosi terjadi
karena adanya abrasi glasial membentuk basin-basin di lereng-lereng atau
lembah pegunungan yang akan terisi oleh air bila terjad pencairan es.
Bila lembah yang telah terisi air itu berhubungan dengan laut, maka
lembah itu akan menjadi danau. Contoh danau di Norwegia dan Finlandia.
Danau vulkanis
Danau ini terbentuk akibat adanya aktivitas vulkanis. Pad bekas suatu
letusan gunung api akan timbul suatu cekungan yang disebut depresi
vulkanis. Jika dasar cekungan tersebut kemudian tertutup material yang
tak tembus air, hujan yang jatuh akan tertampung dan kemudian membentuk
danau vulkanis. Bentuk dan luas danau vulkanik yang terjadi tergantung
pada macam proses vulkanis yang membentuknya.
Danau dolina
Danau dolina ayau dolin merupakan danau yang terdapat di daerah karst
dan umumnya berupa danau kecil yang bersifat temporer. Bila di dasar
dan tebing dolina terdapat bahan lempung yang merupakan bahan yang tak
tembus air, maka air hijan yang jatuh tertampung di dolina tak dapat
terus masuk ke tanah kapur, sehingga terjadilah danau dolina. Danau
dolina juga terjadi karena air di dalm tanah kapur. Batuan gamping
sebenarnya tak tembus air, karena mempunyai celah-culah yang teratur
maka air hujan yang jatuh tetap masuk meresap ke bawah.
Danau bendungan atau waduk
Danau ini kadang-kadang disebut danau aktivitas manusia. Hal ini
disebabkan karena manusia sengaja membendung suatu aliran sehingga air
menggenang dan terbentuklah danau buatan atau waduk. Tujuan membuat
waduk di antaranya adalah untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari,
mencegah banjir, pemenuhan irigasi pertanian, perikanan, PLTA, dan
sebagainya. Beberapa contoh waduk di Indonesia, misalnya waduk
jatiluhur, waduk saguling, waduk gajah mungkur, dan lain sebagainya.
Danau karena erosi sungai.
Danau ini terbentuk karena proses erosi pada stadiium tua.
Kelokan-kelokan sungai menyebabkan terbentuknya danau mati atau danau
tapak kuda (oxbow lake).
Suatu danau dapat hilang disebabkan oleh bermacam-macam faktor sebagai
berikut:
a. Pembentukan delta-delta dan pelumpuran di danau. Hal ini dapat
terjadi jika didaerah hulu sungai timbul erosi sungai yang besar akibat
gundulnya hutan atau yang lainnya, kemudian terjadi penyempitan serta
penangkalan danau, yang akhirnya dapat membuat danau tersebut lenyap.
b. Gerakan tektonik berupa pengangkatan dasar danau.
c. Pengendapan jasad-jasad tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang yang
mati akan mempercepat proses pendangkalan dasa danau.
d. Penguapan yang kuat terutama di daerah arid.
e. Sungai-sungai yang meninggalkan danau menimbulkan erosi dasar pada
bibir danau, sehingga tempat itu makin rendah dan air danau keluar lebih
banyak.
Akibatnya danau dapat menjadi kering dan kehabisan air.
Danau mrmiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia,
sehingga ada danau yang dibuat manusia yaitu waduk. Adapun manfaat danau antara lain sebagai:
a) Sumber air mium.
b) Sumber irigasi di bidang pertanian.
c) Pencegahan dan pengendalian banjir.
d) Budidaya perikanan darat.
e) Pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
f) Sarana rekreasi dan sarana olahraga.
3. Rawa
Rawa adalah dataran rendah yang tergenang oleh air, baik air hujan, air
tanah, maupun air dari permukaan. Rawa biasanya terdapat di sekitar
sungai atau muara sungai yang cukup besar yang merupakan tanah lumpur
dengarelatif air lebih tinggi. Wilayah rawa yang luas terdapat di
sumatra, kalimantan, sulawesi, dan irian jaya/papua. Daerah berawa-rawa
terjadi mengikuti perluasan daratan karena sedimentasi akuatis. Oleh
karena itu, rawa dapat di jumpai pada tempat-tempat yang syarat-syarat
sedimrntasi akuatisnya memungkinkan, misalnya daerah pantai irian
jaya/papua, pantai utara jawa, pantai timur sumatra, dan pantai
kalimantan. Untuk mengubah rawa menjadi daerah pertanian harus melakukan
drainase terlebih dahulu.
Adapun ciri-ciri rawa sebagai berikut:
i. tanaman air menutupi sebagian besar wilayah rawa.
ii. Airnya bersifat asam karena selalu terjadi penggenangan.
iii. Warna airnya cenderung keruh atau kadang-kadang merah.
iv. Airnya kurang baik untuk mengairi lahan pertanian.
v. Pada dasar rawa umumnya banyak terdapat lahan gambut
Rawa dilihat dari genangan airnya dapat dibedakan menjadi dua bagian.
• Rawa yng airnya selalu tergenang
Tanah-tanah di daerah rawa yang selalu tergenang airnya tidak mengalami
pergantian atau airnya tidak mengalir, sehingga idak dapat dimanfaatkan
sebagai lahan pertanian karena lahannya tertutup lahan gambut yang
tebal. Di daerah rawa yang airnya selalu tergenang sulit terdapat
kehidupan binatang karena airnya sangat asam. Derajat keasaman (pH) di
daerah ini mencapai 4,5 atau kurang dengan warna air kemerah-merahan.
• Rawa yang airnya tidak selalu tergenang
Rawa jenis ini sering disebut rawa pasang surut karena rawa ini
menampung air tawar yang berasal dari limpahan air sungai pada saat air
laut pasang dan airnya relatif kering pada saat air laut surut. Akibat
adanya pergantian air tawar di daerah rawa, maka keasaman tanah tidak
selalu tinggi sehingga tidak di manfaatkan sebagai areal sawah pasang
surut. Salah satu ciri yang menunjukkan bahwa kawasan rawa memiliki
tanah yang tidak terlalu asam ialah banyaknya pohon-pohon rumbia, maka
rawa tersebut baik untuk pertanian seperti persawahan. Guna memanfaatkan
wilayah rawa-rawa, pemerintah Indonesia telah mencoba mengeringkannya
untuk dijadikan lokasi pemukiman dan lahan pertanian bagi para
transmigran meskipun hasilnya belu optimal.
pengertian jenis-jenis perairan dan fauna di inonesia. faktor yang mempengaruhi secara lengkap dan pola secara menyeluruh dan mudah di pahami. tentang alam geografi yang terdapat di bumi yang mencakup pengertian, proses, sebab-akibat yang terjadi dari inti bumi sampai lapisan terluar terungkap dengan terperinci.
Thursday, 26 March 2015
Wednesday, 25 March 2015
JENIS DAN PERSEBARAN FAUNA DI INDONESIA DAN DUNIA

Pola persebaran fauna di Indonesia sama dengan pola persebaran
tumbuhan, yaitu di bagian Barat, faunanya mempunyai kemiripan dengan
fauna Asia, di bagian Timur faunanya mirip dengan fauna di Australia,
dan diantara kedua daerah tadi, faunanya merupakan fauna daerah
peralihan. Hal tersebut dimungkinkan karena pada zaman es Indonesia
pernah menyatu dengan Asia dan Australia. Pada masa itu Indonesia
menjadi jembatan persebaran hewan dari Asia dan Australia. Sekarang
kita bahas dahulu mengenai jenis-jenis dan persebaran fauna di
Indonesia.
Jenis-Jenis dan Persebaran Fauna di Indonesia
Sejarah terbentuknya daratan di Indonesia
berawal pada zaman es. Pada awal zaman es tersebut, suhu permukaan bumi
turun sehingga permukaan air laut menjadi turun. Pada masa itu, wilayah
Indonesia bagian Barat yang disebut juga Dataran Sunda masih menyatu
dengan Benua Asia, sedangkan Indonesia bagian Timur yang disebut juga
Dataran Sahul menyatu dengan Benua Australia. Dataran Sunda dan Dataran
Sahul juga masih berupa daratan belum dipisahkan oleh laut dan selat.
Keadaan tersebut menyebabkan keanekaan flora dan fauna di Indonesia
bagian Barat seperti Jawa, Bali Kalimantan, dan Sumatera pada umumnya
menunjukkan kemiripan dengan flora di Benua Asia. Begitu pula denga
flora dan fauna di Indonesia bagian Timur seperti Irian Jaya dan
pulau-pulau disekitarnya pada umumnya mempunyai kemiripan dengan flora
dan fauna di benua Australia. Jadi Indonesia pada masa itu menjadi
jembatan penghubung persebaran hewan dari Asia dan Australia.
Kemudian, pada akhir zaman es, suhu permukaan bumi naik sehingga
permukaan air laut naik kembali. Naiknya permukaan air laut
mengakibatkan Jawa terpisah dengan Benua Asia, kemudian terpisah dari
Kalimantan dan terakhir dari Sumatera. Selanjutnya Sumatera terpisah
dari Kalimantan kemudian dari Semenanjung Malaka dan terakhir Kalimantan
terpisah dari Semenanjung Malaka.
Seorang berkebangsaan Inggris bernama Wallace mengadakan penelitian
mengenai penyebaran hewan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada perbedaan hewan di Indonesia bagian Barat dengan hewan di
Indonesia bagian Timur. Batasnya di mulai dari Selat Lombok
sampai ke Selat Makasar. Oleh sebab itu garis batasnya dinamakan garis
Wallace. Batas ini bersamaan pula dengan batas penyebaran binatang dan
tumbuhan dari Asia ke Indonesia.
Di samping itu seorang peneliti berkebangsaan Jerman bernama Weber,
berdasarkan penelitiannya tentang penyebaran fauna di Indonesia,
menetapkan batas penyebaran hewan dari Australia ke Indonesia bagian
Timur. Garis batas tersebut dinamakan garis Weber.
Sedangkan
daerah diantara dataran Sunda dan dataran
Sahul oleh para ahli biografi disebut daerah Wallace atau daerah
Peralihan. Mengapa disebut daerah Peralihan? Karena di daerah ini
terdapat beberapa jenis hewan Asia dan Australia, jadi merupakan daerah
transisi antara dataran Sunda dan dataran Sahul. Misalnya di daerah
Sulawesi juga terdapat hewan yang ada juga di Jawa, contohnya rusa dan
monyet, sedangkan di Halmahera juga ada burung Cendrawasih yang ada di
Irian Jaya.
Nah, kini Anda telah mengetahui asal mula terbentuknya daratan Indonesia. Termasuk kawasan manakah daerah tempat tinggal Anda?
Setelah Anda mengetahui sejarah terbentuknya daratan Indonesia dan terjadinya keanekaan fauna dan flora di Indonesia, maka kini Anda perlu mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadi keanekaan tersebut.
Faktor-Faktor Penyebab terjadinya Keanekaragaman Flora Dan Fauna di Dunia
Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari dukungan kondisi di wilayah itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis, dimana banyak curah hujan dan sinar matahari, dan ada yang hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin dan lembab. Kita tentu tidak pernah melihat pohon Meranti atau Anggrek tropik pada daerah dingin di daerah tundra. Dukungan kondisi suatu wilayah terhadap keberadaan flora dan fauna berupa faktor-faktor fisik (abiotik) dan faktor non fisik (biotik). Tahukah Anda, apa saja yang termasuk abiotik dan biotik? Yang termasuk faktor fisik (abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan ketinggian, dan yang termasuk faktor non fisik (biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
a. Iklim
Faktor
iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu, kelembaban udara dan angin
sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan setiap mahluk di dunia.
Faktor suhu udara berpengaruh terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan
fisik tumbuhan. Sinar matahari sangat diperlukan bagi tumbuhan hijau
untuk proses fotosintesis. Kelembaban udara berpengaruh pula terhadap
pertumbuhan fisik tumbuhan. Sedangkan angin berguna untuk proses
penyerbukan. Faktor iklim yang berbeda-beda pada suatu wilayah
menyebabkan jenis tumbuhan maupun hewannya juga berbeda.. Tanaman di
daerah tropis, banyak jenisnya, subur dan selalu hijau sepanjang tahun
karena bermodalkan curah hujan yang tinggi dan cukup sinar matahari.
Berbeda dengan tanaman di daerah yang beriklim sedang, ragam tumbuhannya
tidak sebanyak di daerah tropis yang kaya sinar matahari, di sana
banyak ditemui pohon berkayu keras dan berdaun jarum. Daerah Gurun yang
beriklim panas dan kurang curah hujan, hanya sedikit tumbuhan yang
dapat menyesuaikan diri, seperti misalnya pohon Kaktus dapat tumbuh
subur, karena mempunyai persediaan air dalam batangnya. Kehidupan
faunanya juga sangat bergantung pada pengaruh iklim yang mampu
memberikan kemungkinan bagi kelangsungan hidupnya. Binatang di daerah
dingin beda dengan binatang di daerah tropis, dan sulit menyesuaikan
diri bila hidup di daerah tropis yang beriklim panas.
b. Tanah
c.
|
Air
Air mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan karena dapat melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari dalam tanah. Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah hujan sangat tergantung dari iklim di daerah yang bersangkutan. Jenis flora di suatu wilayah sangat berpengaruh pada banyaknya curah hujan di wilayah tersebut. Flora di daerah yang kurang curah hujannya keanekaragaman tumbuhannya kurang dibandingkan dengan flora di daerah yang banyak curah hujannya. Misalnya di daerah gurun, hanya sedikit tumbuhan yang dapat hidup, contohnya adalah pohon Kaktus dan tanaman semak berdaun keras. Di daerah tropis banyak hutan lebat, pohonnya tinggi-tingi dan daunnya selalu hijau. | |
d.
| Tinggi rendahnya permukaan bumi
Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya
dari permukaan laut (elevasi). Misalnya ketinggian tempat 1500 m
berarti tempat tersebut berada pada 1500 m
di atas permukaan laut. Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu
di daerah tersebut. Demikian juga sebaliknya bila lebih rendah berarti
suhu udara di daerah tersebut lebih panas. Setiap naik 100 meter
suhu udara rata-rata turun sekitar 0,5 derajat Celcius. Jadi semakin
rendah suatu daerah semakin panas daerah tersebut, dan sebaliknya
semakin tinggi suatu daerah semakin dingin daerah tersebut. Oleh sebab
itu ketinggian permukaan bumi besar pengaruhnya terhadap jenis dan
persebaran tumbuhan. Daerah yang suhu udaranya lembab, basah di daerah
tropis, tanamannya lebih subur dari pada daerah yang suhunya panas dan
kering.
e. Manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan
Manusia mampu mengubah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Misalnya daerah hutan diubah menjadi daerah pertanian, perkebunan atau perumahan dengan melakukan penebangan, reboisasi,.atau pemupukan. Manusia dapat menyebarkan tumbuhan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Selain itu manusia juga mampu mempengaruhi kehidupan fauna di suatu tempat dengan melakukan perlindungan atau perburuan binatang. Hal ini menunjukan bahwa faktor manusia berpengaruh terhadap kehidupan flora dan fauna di dunia ini. Selain itu faktor hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan flora. Misalnya serangga dalam proses penyerbukan, kelelawar, burung, tupai membantu dalam penyebaran biji tumbuhan. Peranan faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya. Contohnya bakteri saprophit merupakan jenis tumbuhan mikro yang membantu penghancuran sampah-sampah di tanah sehingga dapat menyuburkkan tanah.
terimakasih
|
Subscribe to:
Posts (Atom)